Senin, 10 November 2008

MY POEM . . .



Lelaki Beraroma debu basah
: Abu Ma’mur MF

sunyi membeku, malam itu
gerimis mematahkan mendung yang mengapung
sementara
hujan menebarkan aroma tubuhmu
bersama kecipak air
jejak hujan yang menghunjam
membentuk lembar sketsa
wahai, hujan mengukirmu
dengan cat serupa aroma debu
basah

Kerak Waktu

Lama kita mengukir sketsa
pada kanvas kesunyian
hingga suatu ketika menyembul
diantara hati kita
putik lumut waktu yang mengerak
sementara lapuk masih saja mengintai
kecemasan mengepul
bersama kepulan asap anganmu
aku tersedak batuk
tapi kau masih saja diam

Lama kita mengukir sketsa
pada kanvas kesunyian
dan lumut waktu kian mengerak

Bulan Duka

Kau rentang kanvas Desember
dengan jemari bulan gerimis
di antara batu-batu bintang yang
meringismenyambut januari bengis

Tidak ada komentar: